Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Debby seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Debby sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
![]() |
Rok Ketat Debby |
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Asep, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Debby. Asep, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Debby memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Asep yang sering mengantarkan Debby dari jalan besar menuju ke kediaman Debby yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Debby pulang dari sekolah. Seperti biasa Asep mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Asep memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Debby. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Debby nanti akan dikerjai. Asep sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
Lho koq lewat sini Pak?, tanya Debby.
Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup, bujuk Asep sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Debby pun terpaksa mengikuti kemauan Asep yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Asep, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Asep membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
Lho kenapa masuk sini Pak?, tanya Debby.
Hujan.., jawab Asep sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Debby menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat.., ujar Asep sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Debby yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Debbypun kaget mendengar ucapan Asep tadi.
A.. Apa maksudnya Pak?, tanya Debby sambil terbengong-bengong.
Non cantik, kamu mau ini? Asep tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Debby terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
J.. Jaangan Pak.. Jangann.. pinta Debby dengan wajah yang memucat.
Sejenak Asep menatap tubuh Debby yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Debby yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
![]() |
Rok Ketat Debby |
Ampunn Pak.. Jangan Pak.., Debby mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Asep yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Debby mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Asep yang mulai menjamah paha Debby, tapi percuma saja karena kedua tangan Asep dengan kuatnya memegang kedua paha Debby.
Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann.., Debby meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Asep malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Debby itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Debby.
Debby pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Asep mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Debby. Tubuh Debby menggeliat ketika tangan-tangan Asep mulai menggerayangi bagian pangkal paha Debby, dan wajah Debby menyeringai ketika jari-jemari Asep mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
Iihh.., pekikan Debby kembali menggema di ruangan itu di saat jari Asep ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Debby menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Asep semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan pembuka ini. Ditatapnya wajah Debby yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Asep yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
Cep.. Cep.. Cep.., terdengar suara dari bagian selangkangan Debby. Saat ini lubang kemaluan Debby telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Asep.
Puas dengan adegan pembuka ini, Asep mencabut jarinya dari lubang kemaluan Debby. Debby nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Asep kemudian menarik tubuh Debby turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Debby hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Asep juga menikmati wanginya tubuh Debby sambil terus meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Asep mulai menikmati bibir Debby yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
Eemmgghh.. Mmpphh.., Debby mendesah-desah di saat Asep melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Debby oleh gigi dan bibir Asep yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Asep pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
Oohh.. Eenngghh.., Debby mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Asep.
Cengkeraman Asep di tubuh Debby cukup kuat sehingga membuat Debby sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Debby pasrah di hadapan Asep yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Asep meraih kepala Debby dan menekan tubuh Debby ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Asep yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Asep kepala Debby dihadapkan pada penisnya.
Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu, bentak Asep sambil menjambak rambut Debby.
Takut pada bentakan Asep, Debby tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Asep mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Debby.
Hmmphh.., Debby mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Debby menggelembung karena batang kemaluan Asep yang menyumpalnya.
Akhh.. sebaliknya Asep mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Debby di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Debby.
Debby menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Asep. Sementara kedua tangan Asep yang masih mencengkeram erat kepala Debby mulai menggerakkan kepala Debby maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Debby. Suara berdecak-decak dari liur Debby terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Asep melakukan hal itu kepada Debby, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Asep mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Debby semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Debby. Wajah Asep menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
Aakkhh.., Asep melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Asep yang mengisi mulut Debby yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Debby berusaha melepaskan batang penis Asep dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Asep mencengkeram kuat kepala Debby. Sebagian besar sperma Asep berhasil masuk memenuhi rongga mulut Debby dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Debby.
Ahh, sambil mendesah lega, Asep mencabut batang kemaluannya dari mulut Debby.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Debby. Demikian pula halnya dengan mulut Debby yang nampak basah oleh cairan yang sama. Debby meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Asep seperti itu.
Sudah Pak.. Sudahh.. Debby menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk bernego dengan Asep yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Debby.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Asep membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Asep kemudian memegang tubuh Debby yang masih menangis terisak-isak. Debby sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Debby bergetar ketika Asep menidurkan tubuh Debby di lantai gudang yang kotor itu, Debby yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Asep.
Setelah Debby terbaring, Asep menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Debby hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Asep memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Debby. Kedua mata Asep pun melotot tajam ke arah kemaluan Debby. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.
Asep langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Debby. Debby menjerit ketika Asep mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Debby.
Aakkhh.., Debby menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Debby ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Debby dengan kasar dan bersemangat.
Aaiihh.., Debby melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Asep. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Debby.
Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh.. Asep mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Asep langsung menggenjot tubuh Debby dengan kasar.
Oohh.. Oogghh.. Oohh.., Debby mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Asep yang keras dan kasar. Sementara Asep yang tidak peduli terus menggenjot Debby dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Debby yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Asep menggagahi Debby yang semakin kepayahan itu, sepertinya Asep sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Debby, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Asep kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Asep pun berejakulasi.
Aahh.. Asep memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Debby yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Asep.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Asep. Asep puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Asep dengan becaknya kembali mengantarkan Debby yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Debby tak mampu lagi berjalan normal hingga Asep terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Asep dengan leluasa menuntun tubuh lemah Debby hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Debby bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Asep pun kemudian meninggalkan Debby dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Debby yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.
0 comments:
Post a Comment