Tuesday, March 27, 2018

Pengalamanku Dengan Mahasiswi Bernama Yuni

Aku punya kenalan cewek namanya Yuni, umurnya 21 thn mahasiswi , yg punya birahi besar, dia cerita kalau suka masturbasi, suka chat seks. Ini cerita bagaimana awalnya Yuni melihat kontol laki2 dewasa secara langsung utk pertama kalinya, mainin(handjob) sampai muncrat. dan mencicipi sperma/ madzinya. Aku berkenalan dgnnya lewat chat YM, dan sampai akhirnya janjian kopdar. Memenuhi permintaannya utk belajar tentang seksualitas laki2.

Pertama kali pengalaman hotku dengannya adalah saat Yuni pertama kali melihat kontolku secara langsung, reaksinya malu2 dan jengah, tp kelihatan dr wajahnya kalau dia nafsu yg tertahan karena baru pertama kali melihat kemaluan Pria dewasa secara langsung. Responnya yaitu seperti respon cewek yg klasik saat melihat sesuatu yg membuatnya jengah dan malu, pipinya memerah, sambil kedua telapak tanganya tanpa disadari menutup mulut dan diikuti tawa kecil, tetapi Yuni terus terpesona menatap batang kelaminku tanpa berkedip, yg ereksi, terangguk2 melengkung keatas. "Ih gilaaa, gilaa... gede banget" gumamnya dgn suara sedikit tercekat.

Yuni sendiri yg membukakan celanaku(aku yg minta), mulai dr melepas sabuk, menbuka resleting, sampai akhirnya Dia tarik turun celana dalam ku, sampai terlepas lalu lolos dr kakiku, aku dalam posisi berdiri menghadapnya yg duduk dikursi. posisi kontolku sekitar 30 cm didepan wajahnya yg jengah itu, bersemu merah. Saat terbuka, kontolku udah ngaceng banget. udah gitu ga lama kemudian ujung belahan palkonku mulai ngeluarin lendir bening pelumasnya.
Pengalamanku Dengan Mahasiswi Bernama Yuni
Pengalamanku Dengan Mahasiswi Bernama Yuni

Nggak ada lagi deh rahasia kejantananku yg nggak terlihat oleh pandangannya, keseluruhan tanpa ada batas2 lagi dipandangi sepuasnya olehnya, yg ada didepanku ini tinggalah seorang gadis yg sedang terhipnotis, memuaskan birahinya untuk melihat dan menyentuh kelamin lawan jenisnya untuk pertama kalinya secara langsung. "Yun, pegang aja, nggak usah malu2" kataku.

Perlahan dan pasti akhirnya Yuni mengarahkan tangan kanannya, meraih dan menggenggam batang kontolku yg sudah ereksi maksimum, ia melingkarkan jemarinya dari bagian kepalanya, dgn lembut ia rapatkan jemarinya melingkari batangku, kemudian menggeser genggamannya sampai ke pangkalnya, terasa sekali saat dia menggeser genggaman dr kepala kontol sampai panggkalnya, hangat dan licin oleh lendir birahiku sendiri, Aku liat kontolku yg ukurannya panjang saat ereksi 14cm itu, menyembul diantara genggamannya, spertiga panjangnya mencuat diantara ibujari dan telunjuk tangan kanan Yuni yg menlingkar menggenggam. lendir birahiku meleleh mengalir mengenai jemaarinya dan terasa licin sekali, jemari Yuni terasa hangat dibatangku. Kemudian Dia tarik2 dan goyang2kan kesamping kiri- kanan sambil terus menggenggam erat bagian pangkal batang kontol. "ih keras banget sih?" katanya. "kayak Kayu, tebel lagi. berapa senti ya diameternya?", katanya sambil mendongak melihat wajahku ingin melihat reaksiku yg mendesah pelan keenakan saat tanganya menggerak2kan kekiri ke kanan batangku. "Tuh, udah kluar apa tuh? lendirnya lagi"katanya lagi sambil meperhatikan Lendir bening birahi/madziku yg mulai merembes keluar dr ujung palkon. Jari2nya mengoleskan meratakan keseluruh permukaan kepala kontolku dgn lembut.

Dia bilang, "kepala kontienya lucu, lebih lebar dari batangnya, permukaannya kulitnya licin ya, bikin gemes aja, mirip jamur" katanya.
(Yuni menyebut kemaluanku dengan "kontie", mungkin krn masih malu untuk menyebutnya langsung dgn istilah "kontol")
Sambil terus memandangi lekat2 batangku, tangannya meraba merasai sepanjang batangku.

"Ih urat2nya kliatan banget ya nonjol2 di batangnya, seksi" katanya sambil tersenyum.

Aku melepas kemejaku, hingga akhirnya aku benar2 telanjang bulat dihadapan Yuni. Ia tersenyum pernuh arti memperhatikan aku dan seluruh tubuh bugilku.

"Ummm rebahan dong, bisa nggak ?" katanya.

Yuni melepas genggamannya pada kontolku. Aku mengambil kemejaku yg tergeletak utk dijadikan alas supaya bisa rebahan dilantai, segera aku telentang, sementara itu Yuni terus memperhatikan tubuhku telanjangku, terutama selangkanganku. Setelah aku tidur telentang, Yuni tanpa diaba2 langsung saja menghampiriku, kemudian duduk bersimpuh disamping kiriku.
Pengalamanku Dengan Mahasiswi Bernama Yuni
Pengalamanku Dengan Mahasiswi Bernama Yuni

Dengan sigap Yuni langsung menggenggam batangku kembali dan mulai mengocoknya pelan dgn tangan kanannya, sementara tangan kirinya merabai, dadaku, bawah perutku, jembutku, pahaku dan akhirnya membelai dan meremas pelan buah pelirku, sambil mengatur irama kocokan tangannya pada batangku.

Aku yg semakin keenakan, menggelinjang2 pinggulku bergerak2 mengikuti irama kocokannya yg semakin lama semakin cepat dan genggamannya yg semakin erat. Aku meerasa kontolku ereksi lebih keras dan lebih tegang dari biasanya, dan sperti ada yg ingin mendorong keluar.
"Ugghh seksi banget deh , kontienya tegang banget nih, eh? udah mau keluar spermanya ya? mau orgasme? keluarin yg banyak ya, aku mau liat punya kamu yg gede ini muncratin mani, dari ujung belahan kepalanya yg lebar ini" kata Yuni nyemangati aku.

Mendengar itu, aku jd tambah ga tahan lagi akhirnya kontolku dari terasa dr dalam berdenyut2 makin keras, "Arrgghh" sambil aku mengerang nikmat, terasa seluruh ototku menegang, dan akhirnya
muncratlah maniku dgn derasnya. Batang kontolku yg melengkung keatas menyebabkan air maniku menyembur kearah atas, menyembur sekali, dua kali, tiga kali dorongan kuat otot kontol mendorong cairam mani dari dalam, menuju saluran, hingga keluar dr ujung palkonku dengan derasnya, muncratan pertama mendarat di perut, kedua didada, dan yg ketiga yg paling keras muncratnya sampai ke leherku aaaah.. nikmat banget rasanya. Yuni tetap terus mengocok kontolku tp setelah muncratan ke tiga dia memperlambat kocokannya..

"Gilaa, jauh banget muncratnya " gumam Yuni, terperangah takjub menyaksikan kontolku berejakulasi begitu kuatnya.
Mataku terpejam, dgn nafas yg masih memburu, menikmati sentuhan tangan Yuni di kontolku yg masih mengocok lembut.
Perlahan aku buka mataku melihat ke tangan Yuni yg masih menggenggam batangku. Aku liat Yuni tersenyum menatap wajahkukemudian mengalihkan pandanganku ke tangannya yg masih mengusap meremas batangku, jemari dan pergelangan tangan Yuni belepotan lelehan dan percikan spermaku, dgn telaten ia meratakan spermaku yg kental putih itu keseluruh batang dan kepala kontol.

"Aiiih banyak banget keluarnya" katanya. "Kentel banget ya, kalo disemprot didalem bisa langsung jd dede bayi nih", lanjutnya sambil tersenyum2.
Yuni kemudian mengangkat tangannya mendekatkan ke hidungnya. Dia mencoba membaui lendir yg menempel di jarinya itu.
"Mani kamu baunya khas ya? Apa semua mani cowok aromanya seperti ini? kayak bau cairan pemutih pakaian gitu" katanya.Yuni terus memperhatikan lendir yg menempel pada jari2nya, ia rapat-renggangkan telunjuk dan ibu jarinya merasai kental dan lengketnya spermaku. Kemudian ia dgn tidak ragu2 mencicipinya, menjilati dgn lidahnya. Ah pemandangan yg sangat merangsang."Asiinn" katanya sambil tertawa kecil. "Tapi mmm kayaknya enak dan gurih, aku suka rasanya".

"Cicipin langsung dari tempat kluarnya aja Yun?" tawarku.

"Oh, dibersihin sisa mani yg keluar dr ujung belahan palkon ya, aku kulum trus jlatin gitu? kayak di Bokep2 jepun ya? " jawab Yuni dgn semangat, Ia merubah posisi duduknyaya. Kini ia bersimpuh diantara selangkangaku dgn melebarkan kedua kakiku
kemudia ia menunduk, mendekatkan wajahnya ke selangkanganku, ia membuka bibirnya dan mengarahkan ujung kontolku yg masih setengah ereksi itu, menempelkan ujungnya di bibirnya, hingga akhirnya masuk kemulutnya perlahan, Ia mengulum kepala kontolku yang masih belepotan sperma itu, sesekali ia melepaskan kulumannya sambil menjulurkan lidahnya, menjilati seputaran ujung dan tepat dibelahan kepala kontolku. Pandangannya terus menatap wajahku yg tersenyum keenakan. Seksi sekali melihat pemandangan seorang gadis perawan yg bersimpuh ditengah selangkangan kita yg telanjang bulat memperlihatkan seluruh rahasia kita padanya, melihatnya setengah menggenggam batang kontol kita, menjilati dan mengulum kontol kita yg baru saja memuntahkan benihnya yg banyak.

Aku perhatikan skitar bibir Yuni itu basah oleh lendir sperma bercampur dgn salivanya. disela2 jilatannya, sesekali Yuni mengulum dan menyedot lembut kepala kontolku. Spertinya ia benar2 ingin memastikan sisa2 spermaku semuanya benar2 sudah keluar dr saluran spermaku tanpa tersisa.

Rok Ketat Debby

Debby adalah seorang gadis pelajar kelas 2 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota S. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.

Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Debby seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Debby sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Rok Ketat Debby
Rok Ketat Debby

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Asep, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Debby. Asep, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Debby memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Asep yang sering mengantarkan Debby dari jalan besar menuju ke kediaman Debby yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Debby pulang dari sekolah. Seperti biasa Asep mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Asep memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Debby. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Debby nanti akan dikerjai. Asep sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Debby.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Asep sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Debby pun terpaksa mengikuti kemauan Asep yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Asep, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Asep membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Debby.
“Hujan..”, jawab Asep sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Debby menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Asep sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Debby yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Debbypun kaget mendengar ucapan Asep tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Debby sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Asep tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.

Debby terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Debby dengan wajah yang memucat.

Sejenak Asep menatap tubuh Debby yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Debby yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
Rok Ketat Debby
Rok Ketat Debby

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Debby mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Asep yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Debby mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Asep yang mulai menjamah paha Debby, tapi percuma saja karena kedua tangan Asep dengan kuatnya memegang kedua paha Debby.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Debby meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Asep malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Debby itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Debby.

Debby pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Asep mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Debby. Tubuh Debby menggeliat ketika tangan-tangan Asep mulai menggerayangi bagian pangkal paha Debby, dan wajah Debby menyeringai ketika jari-jemari Asep mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“Iihh..”, pekikan Debby kembali menggema di ruangan itu di saat jari Asep ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.

Tubuh Debby menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Asep semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Debby yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Asep yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Debby. Saat ini lubang kemaluan Debby telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Asep.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Asep mencabut jarinya dari lubang kemaluan Debby. Debby nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Asep kemudian menarik tubuh Debby turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Debby hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Asep juga menikmati wanginya tubuh Debby sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Asep mulai menikmati bibir Debby yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Debby mendesah-desah di saat Asep melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Debby oleh gigi dan bibir Asep yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Asep pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Debby mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Asep.

Cengkeraman Asep di tubuh Debby cukup kuat sehingga membuat Debby sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Debby pasrah di hadapan Asep yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Asep meraih kepala Debby dan menekan tubuh Debby ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Asep yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Asep kepala Debby dihadapkan pada penisnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Asep sambil menjambak rambut Debby.

Takut pada bentakan Asep, Debby tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Asep mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Debby.

“Hmmphh..”, Debby mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Debby menggelembung karena batang kemaluan Asep yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Asep mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Debby di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Debby.

Debby menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Asep. Sementara kedua tangan Asep yang masih mencengkeram erat kepala Debby mulai menggerakkan kepala Debby maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Debby. Suara berdecak-decak dari liur Debby terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Asep melakukan hal itu kepada Debby, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Asep mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Debby semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Debby. Wajah Asep menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

“Aakkhh..”, Asep melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Asep yang mengisi mulut Debby yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Debby berusaha melepaskan batang penis Asep dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Asep mencengkeram kuat kepala Debby. Sebagian besar sperma Asep berhasil masuk memenuhi rongga mulut Debby dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Debby.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Asep mencabut batang kemaluannya dari mulut Debby.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Debby. Demikian pula halnya dengan mulut Debby yang nampak basah oleh cairan yang sama. Debby meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Asep seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Debby menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Asep yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Debby.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Asep membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Asep kemudian memegang tubuh Debby yang masih menangis terisak-isak. Debby sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Debby bergetar ketika Asep menidurkan tubuh Debby di lantai gudang yang kotor itu, Debby yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Asep.

Setelah Debby terbaring, Asep menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Debby hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Asep memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Debby. Kedua mata Asep pun melotot tajam ke arah kemaluan Debby. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Asep langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Debby. Debby menjerit ketika Asep mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Debby.

“Aakkhh..”, Debby menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Debby ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Debby dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Debby melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Asep. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Debby.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Asep mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Asep langsung menggenjot tubuh Debby dengan kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Debby mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Asep yang keras dan kasar. Sementara Asep yang tidak peduli terus menggenjot Debby dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Debby yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Asep menggagahi Debby yang semakin kepayahan itu, sepertinya Asep sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Debby, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Asep kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Asep pun berejakulasi.

“Aahh..” Asep memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Debby yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Asep.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Asep. Asep puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Asep dengan becaknya kembali mengantarkan Debby yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Debby tak mampu lagi berjalan normal hingga Asep terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Asep dengan leluasa menuntun tubuh lemah Debby hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Debby bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Asep pun kemudian meninggalkan Debby dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Debby yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.